Waspada: Modus Hoaks “Program Transmigrasi” yang Menjerat Masyarakat Annisa Pratiwi, October 14, 2025October 20, 2025 beritapenipuan.com – Belakangan ini, beredar kabar program transmigrasi yang diklaim membuka pendaftaran gratis menuju wilayah tujuan seperti Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur. Klaim tersebut memuat tautan palsu untuk “pendaftaran”, lengkap dengan persyaratan usia, status kepala keluarga, dan janji fasilitas rumah serta lahan usaha. Ternyata, menurut verifikasi dari Kementerian Transmigrasi Republik Indonesia, informasi tersebut tidak benar. “Kami sama sekali atau tidak pernah membuka rekrutmen terbuka untuk transmigrasi ke Kalimantan Timur, secara khusus ke IKN Nusantara,” jelas Dirjen Pengembangan Ekonomi & Pemberdayaan Masyarakat kementerian tersebut. Modus yang digunakan pelaku termasuk pengiriman formulir digital lewat link, pengumpulan data pribadi seperti nomor rekening dan KTP, hingga permintaan “biaya administrasi” untuk proses yang sebenarnya tidak sah. Karakteristik dan Wujud Hoaks yang Sering Muncul Penipuan ini kerap memanfaatkan kebutuhan masyarakat akan kesempatan baru dan perubahan hidup. Tautan yang beredar sering ditampilkan sebagai “pendaftaran gratis” ke program transmigrasi tahun 2025 dengan kuota terbatas. Poster atau unggahan di media sosial menggunakan logo institusi pemerintah agar terlihat resmi, misalnya menampilkan persyaratan seperti: WNI telah menikah, usia kepala keluarga 20-65 tahun, dan tujuan Kalimantan atau Sulawesi. Namun, setelah data diberikan, korban diminta mentransfer sejumlah uang dan tidak pernah mendapatkan apa yang dijanjikan. Selain itu, dokumen palsu kerap digunakan untuk meniru legalitas, serta formulir daring yang membuka ruang bagi pencurian data pribadi atau akses ke pinjol ilegal melalui data korban. Cara Mencegah Agar Tidak Terjebak Untuk melindungi diri dari jebakan ini, masyarakat dianjurkan mengecek informasi melalui kanal resmi pemerintah. Situs atau akun media sosial kementerian terkait, yang telah diverifikasi, adalah sumber valid. Hindari tautan acak yang dibagikan lewat pesan berantai. Jangan pernah membayar biaya pendaftaran untuk program yang belum terbukti keaslian dan tidak diselenggarakan secara resmi. Selanjutnya, jangan memasukkan data pribadi seperti nomor rekening atau KTP melalui form yang berasal dari sumber tak jelas. Perlu pula disadari bahwa institusi resmi tidak akan meminta transfer uang agar bisa mengikuti program transmigrasi.Masyarakat bisa menggunakan layanan cek fakta atau aduan hoaks untuk memastikan kebenaran tawaran program transmigrasi mencurigakan. Implikasi dan Pentingnya Literasi Digital Hoaks berkedok program transmigrasi bukan sekadar ujar-an kosong, melainkan memiliki potensi kerugian nyata: mulai dari kehilangan uang hingga pencurian identitas. Bila korban menyerahkan data rekening atau KTP, bisa meluas ke risiko pinjol ilegal atau kejahatan siber.Fenomena ini menggarisbawahi pentingnya literasi digital dan kewaspadaan kolektif. Ketika masyarakat semakin kritis terhadap narasi yang terlalu bagus untuk jadi nyata, maka ruang gerak penipuan seperti ini dapat dipersempit. Transparansi dan edukasi publik menjadi kunci agar setiap individu mampu mengenali dan menghentikan sirkulasi hoaks. Dengan panduan ini, masyarakat diharapkan tidak terjebak oleh tawaran yang tampak menggiurkan namun sesungguhnya fiktif. Program transmigrasi resmi akan diumumkan melalui kanal pemerintah yang sah — bukan lewat pesan berantai atau tautan tak dikenal. Outdoors cara cek program pemerintah aslihoaks Ibu Kota Nusantarahoaks transmigrasi IKNliterasi digital masyarakatmodus penipuan onlinepencurian data lewat hoakspendaftaran palsu ke Kalimantan Timurpenipuan program transmigrasitautan palsu pendaftaran transmigrasitransmigrasi fiktif 2025
beritapenipuan.com – Belakangan ini, beredar kabar program transmigrasi yang diklaim membuka pendaftaran gratis menuju wilayah tujuan seperti Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur. Klaim tersebut memuat tautan palsu untuk “pendaftaran”, lengkap dengan persyaratan usia, status kepala keluarga, dan janji fasilitas rumah serta lahan usaha. Ternyata, menurut verifikasi dari Kementerian Transmigrasi Republik Indonesia, informasi tersebut tidak benar. “Kami sama sekali atau tidak pernah membuka rekrutmen terbuka untuk transmigrasi ke Kalimantan Timur, secara khusus ke IKN Nusantara,” jelas Dirjen Pengembangan Ekonomi & Pemberdayaan Masyarakat kementerian tersebut. Modus yang digunakan pelaku termasuk pengiriman formulir digital lewat link, pengumpulan data pribadi seperti nomor rekening dan KTP, hingga permintaan “biaya administrasi” untuk proses yang sebenarnya tidak sah. Karakteristik dan Wujud Hoaks yang Sering Muncul Penipuan ini kerap memanfaatkan kebutuhan masyarakat akan kesempatan baru dan perubahan hidup. Tautan yang beredar sering ditampilkan sebagai “pendaftaran gratis” ke program transmigrasi tahun 2025 dengan kuota terbatas. Poster atau unggahan di media sosial menggunakan logo institusi pemerintah agar terlihat resmi, misalnya menampilkan persyaratan seperti: WNI telah menikah, usia kepala keluarga 20-65 tahun, dan tujuan Kalimantan atau Sulawesi. Namun, setelah data diberikan, korban diminta mentransfer sejumlah uang dan tidak pernah mendapatkan apa yang dijanjikan. Selain itu, dokumen palsu kerap digunakan untuk meniru legalitas, serta formulir daring yang membuka ruang bagi pencurian data pribadi atau akses ke pinjol ilegal melalui data korban. Cara Mencegah Agar Tidak Terjebak Untuk melindungi diri dari jebakan ini, masyarakat dianjurkan mengecek informasi melalui kanal resmi pemerintah. Situs atau akun media sosial kementerian terkait, yang telah diverifikasi, adalah sumber valid. Hindari tautan acak yang dibagikan lewat pesan berantai. Jangan pernah membayar biaya pendaftaran untuk program yang belum terbukti keaslian dan tidak diselenggarakan secara resmi. Selanjutnya, jangan memasukkan data pribadi seperti nomor rekening atau KTP melalui form yang berasal dari sumber tak jelas. Perlu pula disadari bahwa institusi resmi tidak akan meminta transfer uang agar bisa mengikuti program transmigrasi.Masyarakat bisa menggunakan layanan cek fakta atau aduan hoaks untuk memastikan kebenaran tawaran program transmigrasi mencurigakan. Implikasi dan Pentingnya Literasi Digital Hoaks berkedok program transmigrasi bukan sekadar ujar-an kosong, melainkan memiliki potensi kerugian nyata: mulai dari kehilangan uang hingga pencurian identitas. Bila korban menyerahkan data rekening atau KTP, bisa meluas ke risiko pinjol ilegal atau kejahatan siber.Fenomena ini menggarisbawahi pentingnya literasi digital dan kewaspadaan kolektif. Ketika masyarakat semakin kritis terhadap narasi yang terlalu bagus untuk jadi nyata, maka ruang gerak penipuan seperti ini dapat dipersempit. Transparansi dan edukasi publik menjadi kunci agar setiap individu mampu mengenali dan menghentikan sirkulasi hoaks. Dengan panduan ini, masyarakat diharapkan tidak terjebak oleh tawaran yang tampak menggiurkan namun sesungguhnya fiktif. Program transmigrasi resmi akan diumumkan melalui kanal pemerintah yang sah — bukan lewat pesan berantai atau tautan tak dikenal.