Badan Gizi Nasional Bongkar Penipuan Rekrutmen, Masyarakat Diminta Waspada Akal-Akalan Lowongan Palsu Annisa Pratiwi, August 4, 2025August 4, 2025 Badan Gizi Nasional (BGN) memperingatkan masyarakat soal maraknya penipuan rekrutmen pegawai. Penipu mencatut nama instansi dan menyebar informasi lowongan kerja palsu. Mereka memanfaatkan media sosial, pesan singkat, dan dokumen palsu untuk menjebak korban. Modus pelaku sangat meyakinkan. Pelaku menyusun surat undangan wawancara dengan logo instansi. Mereka juga menyertakan tanda tangan palsu pejabat tinggi. Dalam pesan tersebut, korban diminta mengikuti proses rekrutmen jarak jauh. Korban kemudian diinstruksikan membayar sejumlah uang. Dana itu disebut sebagai biaya administrasi, pelatihan, atau pengurusan dokumen kerja. Setelah korban mentransfer dana, pelaku langsung menghilang tanpa jejak. BGN Klarifikasi, Tidak Ada Biaya dalam Seleksi Pihak BGN membantah terlibat dalam proses seleksi pegawai seperti yang dimaksud penipu. Dalam siaran resmi, BGN menegaskan bahwa proses rekrutmen selalu diumumkan lewat situs resmi dan akun terverifikasi. Proses seleksi tidak pernah memungut biaya apa pun dari peserta. Semua tahapan dilakukan secara transparan, sesuai dengan aturan rekrutmen nasional. Kepala Biro Humas BGN, Diah Trisna, menekankan pentingnya memverifikasi informasi lowongan. Ia meminta masyarakat untuk tidak percaya pada pesan yang datang dari nomor tidak dikenal. “Kami hanya membuka lowongan lewat saluran resmi. Masyarakat harus hati-hati dengan segala bentuk pesan instan,” ujar Diah dalam konferensi pers di Jakarta, 3 Agustus 2025. Korban Terjebak Karena Kurang Verifikasi Kasus penipuan ini terjadi di beberapa kota besar. Di Jakarta Selatan, seorang lulusan baru bernama Rendy, 23 tahun, nyaris menjadi korban. Ia menerima pesan undangan wawancara dari email yang mencatut nama BGN. Suratnya tampak resmi. Ada kop surat, nama pejabat, dan jadwal wawancara daring. Rendy diminta mengisi formulir data diri dan mengirim fotokopi KTP serta ijazah. Setelah itu, pelaku meminta pembayaran sebesar Rp300.000. Dana tersebut diklaim sebagai biaya asesmen online. Rendy curiga karena email tidak memakai domain resmi pemerintah. Ia langsung melapor ke kantor polisi terdekat. “Kalau saya tidak cek ke situs resmi, mungkin saya sudah tertipu,” kata Rendy kepada wartawan. Polisi Lacak Pelaku Lewat Rekening dan Email Tim cyber Polda Metro Jaya sedang melacak jaringan pelaku. Polisi menelusuri alur transaksi dan email yang digunakan untuk menipu. Kompol Dian Firmansyah menjelaskan bahwa penipuan berkedok rekrutmen instansi meningkat setiap bulan. Ia menyebut para pelaku menjadikan pengangguran dan lulusan baru sebagai sasaran utama. “Modusnya terus berubah. Tapi motifnya sama: meminta uang lewat akun tidak resmi,” terang Dian dalam pernyataan tertulis. Pihak berwajib bekerja sama dengan BGN dan Kemenkominfo. Mereka menghapus akun-akun palsu serta memblokir nomor-nomor penipu. Polisi juga meminta masyarakat segera melapor jika menerima pesan mencurigakan. Pemerintah Ajak Masyarakat Aktif Melaporkan Selain klarifikasi, BGN mengajak masyarakat berperan dalam penyebaran informasi yang benar. Edukasi publik dilakukan lewat media sosial, radio komunitas, dan pamflet digital. Lembaga ini juga membuka layanan pengaduan daring di situs resmi. Masyarakat bisa mengirim bukti pesan penipuan untuk ditindaklanjuti. “Banyak korban enggan melapor karena malu. Padahal laporan mereka bisa menyelamatkan orang lain,” ujar Diah. Ia menambahkan bahwa instansi akan terus meningkatkan sistem keamanan komunikasi digital. Tujuannya agar masyarakat tidak lagi tertipu dokumen palsu atau lowongan fiktif. News Outdoors Badan Gizi Nasionalinformasi lowongan hoakslowongan palsupenipuan rekrutmenwaspada penipuan kerja