OJK Ingatkan Ancaman Pemalsuan Digital Lewat Deepfake dan Suara Tiruan di Dunia Keuangan Annisa Pratiwi, August 6, 2025August 11, 2025 OJK Soroti Ancaman Deepfake dan Voice Cloning di Dunia Keuangan beritapenipuan.com – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengeluarkan peringatan resmi terkait meningkatnya penggunaan teknologi deepfake dan peniru suara (voice cloning) dalam aksi penipuan digital. Dalam konferensi pers pada 5 Agustus 2025 di Jakarta, OJK menegaskan bahwa pelaku kejahatan siber kini memanfaatkan kecerdasan buatan untuk menyamar sebagai individu yang dikenal korban, demi mencuri data atau dana. Teknologi ini memungkinkan pelaku membuat rekayasa wajah dan suara yang sangat menyerupai aslinya. Dalam banyak kasus, korban terkecoh karena tidak dapat membedakan antara interaksi digital palsu dan percakapan nyata. Ancaman ini semakin mengkhawatirkan karena menyasar langsung kepercayaan nasabah sektor keuangan. Pelaku Gunakan Suara dan Wajah Palsu untuk Tipu Korban Para pelaku penipuan siber kini menciptakan video atau pesan suara palsu yang tampak seperti berasal dari orang terdekat korban—mulai dari atasan, rekan kerja, anggota keluarga, hingga tokoh publik. Mereka mengandalkan data yang tersedia di media sosial untuk membangun citra digital yang menyerupai asli. Melalui pesan yang meyakinkan, pelaku meminta informasi sensitif seperti PIN, kode OTP, atau akses akun digital. Bahkan, dengan teknik spoofing, pelaku dapat memalsukan nomor telepon pengirim agar terlihat seolah-olah berasal dari kontak yang sah. Inilah yang membuat penipuan berbasis AI menjadi sangat sulit terdeteksi secara kasat mata. OJK Desak Lembaga Keuangan Tingkatkan Proteksi Digital OJK mendesak semua lembaga jasa keuangan—termasuk perbankan digital dan startup fintech—untuk memperkuat sistem keamanan digital mereka. Penyesuaian ini mencakup penggunaan verifikasi biometrik, deteksi penipuan berbasis AI, serta pelatihan literasi keamanan digital untuk seluruh nasabah. Beberapa institusi keuangan telah mulai menerapkan fitur keamanan tambahan seperti pengenalan wajah melalui kamera langsung dan sistem verifikasi dua langkah yang lebih ketat. Di sisi lain, OJK juga mendorong kolaborasi antara sektor keuangan dan perusahaan teknologi untuk mengembangkan solusi pengamanan mutakhir terhadap ancaman deepfake dan voice cloning. Masyarakat Perlu Waspada dan Melek Teknologi OJK mengingatkan bahwa perlindungan terhadap ancaman digital bukan hanya tanggung jawab lembaga keuangan, tetapi juga masyarakat secara keseluruhan. Setiap individu harus memiliki pemahaman dasar tentang bagaimana cara kerja manipulasi suara dan wajah oleh AI. Jika seseorang menerima permintaan data melalui video atau suara dari pihak yang mengaku sebagai kerabat, atasan, atau petugas, maka verifikasi langsung ke sumber aslinya wajib dilakukan. OJK juga menyarankan agar masyarakat tidak mudah mempercayai permintaan informasi pribadi melalui jalur informal. Sebagai bentuk pencegahan jangka panjang, OJK mengajak media, komunitas digital, dan platform daring untuk meningkatkan literasi digital publik. Hanya dengan pendekatan kolektif—antara edukasi dan perlindungan—masyarakat dapat terhindar dari tipu daya teknologi palsu yang makin canggih. News deepfakepenipuan deepfakevoice cloning