Modus Gadai Motor Berujung Penipuan: Pria di Tulungagung Ditangkap Polisi

beritapenipuan.com – Pada Minggu malam, 10 Agustus 2025, seorang wanita berinisial JB (20) dari Kelurahan Karangwaru, Tulungagung, berniat menggadaikan sepeda motor Honda Scoopy miliknya. Melalui aplikasi WhatsApp, JB berkomunikasi dengan JK (43), seorang pria asal Kelurahan Sembung, yang menawarkan bantuan untuk proses gadai tersebut. Keduanya sepakat bertemu di Jalan Botoran Barat, Kecamatan Tulungagung, pada pukul 23.00 WIB.

Dalam pertemuan tersebut, JK berjanji akan memberikan uang gadai sebesar Rp2 juta keesokan harinya. Namun, setelah sepeda motor diserahkan, JB tidak menerima uang sesuai janji. Lebih parahnya lagi, nomor telepon JK tidak dapat dihubungi, sehingga JB menyadari telah menjadi korban penipuan.

Tindak Lanjut Polisi dan Penangkapan Pelaku

Menyadari dirinya tertipu, JB segera melapor ke Polsek Tulungagung Kota. Unit Reskrim Polsek Tulungagung Kota kemudian melakukan penyelidikan intensif. Pada Selasa, 23 September 2025, sekitar pukul 17.00 WIB, polisi berhasil menangkap JK di wilayah Rejosari, Kecamatan Kalidawir.

Dari hasil pemeriksaan, JK mengaku telah menjual sepeda motor hasil kejahatannya kepada seseorang yang dikenalnya melalui Facebook. Transaksi dilakukan dengan sistem cash on delivery (COD) di Simpang Tiga Pasar Bandung, seharga Rp2,5 juta. Setelah dilakukan penyelidikan lebih lanjut, polisi berhasil menemukan barang bukti sepeda motor tersebut di wilayah Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek.

Ancaman Hukum dan Imbauan Kepada Masyarakat

Atas perbuatannya, JK dijerat dengan Pasal 378 dan/atau Pasal 372 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tentang tindak pidana penipuan dan/atau penggelapan. Ancaman hukuman maksimal yang dapat dijatuhkan adalah empat tahun penjara.

Kasus ini menjadi pelajaran penting bagi masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam melakukan transaksi, terutama yang melibatkan barang berharga seperti kendaraan. Polisi mengimbau agar masyarakat selalu memastikan kredibilitas pihak yang diajak bertransaksi dan tidak mudah percaya dengan janji-janji yang tidak jelas.