Ratusan Warga Bekasi Terjerat Investasi Bodong Bisnis Kecantikan, Kerugian Capai Miliaran

beritapenipuan.com – Di Kota Bekasi, Jawa Barat, ratusan orang diduga menjadi korban investasi bodong yang dikemas dalam bisnis kecantikan bulu mata. Mereka tergiur iming-iming keuntungan tinggi, yakni penggandaan modal hingga 100 persen dalam waktu singkat.
Banyak korban menyatakan bahwa awalnya pembayaran berjalan lancar selama satu hingga dua bulan. Namun kemudian komunikasi dari penyelenggara mulai sulit dijangkau. Salah satu korban, Ismayanti, mengungkapkan: “Satu bulan, dua bulan, tiga bulan berjalan lancar. Tapi, dari bulan April, Mei, hingga Juni, komunikasinya sudah susah.”

Nilai investasi tiap korban bervariasi, mulai dari Rp 3 juta hingga Rp 150 juta. Bila jumlah korban diperkirakan mencapai lebih dari 100 orang, maka total kerugian potensi diperkirakan miliaran rupiah. Banyak korban menyampaikan bahwa mereka sudah kenal dengan pelaku lewat relasi pelanggan bisnis tersebut.

Pengaduan Korban di Kepolisian

Sebagian korban telah melaporkan kasus ini ke Mapolres Metro Bekasi Kota. Mereka berharap agar pihak berwenang segera memproses laporan dan menangkap pelaku.
Para korban menilai pelaku telah melecehkan hukum dengan sikap acuh terhadap tuntutan pengembalian dana. Mereka menginginkan agar aparat menanggapi laporan mereka secepat mungkin, karena kepercayaan publik mulai goyah.

Modus dan Perjalanan Kasus

Modus yang digunakan ialah menjual paket investasi melalui bisnis kecantikan bulu mata. Pelaku menawarkan peluang usaha dengan imbal hasil dua kali lipat dalam jangka waktu pendek.
Para korban yang awalnya pelanggan di Bellashes merasa dipermudah aksesnya untuk ikut investasi, karena kedekatan relasi dengan penyelenggara. Setelah pembayaran berjalan, sistem komunikasi mulai meredup dan pelaku sulit dihubungi.
Bukti transfer dan surat perjanjian menjadi alat utama korban menagih hak mereka. Namun, sebagian korban menyebut bahwa pelaku menghilang atau tidak menanggapi tagihan. Beberapa korban berharap agar penyelidikan dilakukan tidak hanya di tingkat lokal, tapi melibatkan otoritas keuangan bila ada kekuatan jaringan lebih besar.

Kasus ini memperlihatkan bahwa investasi bodong tetap mengincar kepercayaan emosional dan pola relasi bisnis sehari-hari. Masyarakat diimbau untuk skeptis terhadap imbal hasil yang terlalu tinggi dalam waktu singkat.
Sebelum menanam modal dalam skema investasi apa pun, sebaiknya lakukan pengecekan legalitas, izin usaha, dan catatan di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Selain itu, mintalah bukti tertulis dan mekanisme transparan pembayaran imbal hasil.
Jika suatu pihak sulit dihubungi atau menghindari pertanggungjawaban, sebaiknya korban segera mengumpulkan bukti dan melapor ke polisi. Dengan banyaknya laporan, pihak berwenang dapat lebih cepat menindak dan mencegah kasus serupa muncul di tempat lain.