Tipu Pensiunan Rp400 Juta dengan Modus Spiritual dan Hipnotis, Buronan Dibekuk di Garut

Berita Penipuan , Garut – Seorang pria berinisial MA (53) yang telah lama buron dalam kasus penipuan dan penggelapan berhasil ditangkap oleh aparat kepolisian. MA ditangkap di rumahnya yang terletak di Kecamatan Cibatu, Garut, Jawa Barat, setelah masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) Polres Tebing Tinggi, Sumatera Utara.

Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat, Kombes Pol Hendra Rochmawan, menyampaikan bahwa MA terlibat dalam aksi penipuan bermodus hipnotis dan pengobatan spiritual palsu, dengan total kerugian korban mencapai Rp400 juta.

Bermula dari Janji “Bersihkan Aura Negatif”

Peristiwa ini terjadi pada 21 Juni 2025 di kawasan Mall Ramayana, Kota Tebing Tinggi. Bersama dua rekannya yang merupakan pasangan suami istri, MA mendekati korban berinisial N (61), seorang pensiunan asal Serdang Bedagai.

Dengan dalih ingin membantu korban membersihkan “aura buruk”. Pelaku menggunakan bujuk rayu dan teknik hipnotis agar korban menyerahkan harta benda berharga. Termasuk perhiasan emas dan berlian, serta kartu ATM lengkap dengan PIN-nya.

Barang-barang tersebut dimasukkan ke dalam sebuah bungkusan yang diklaim akan didoakan untuk mendatangkan keberuntungan. Namun saat korban membuka bungkusan itu di rumah, isinya hanya berupa pecahan batu.

Penangkapan dan Proses Hukum

Setelah menerima laporan dari warga, Unit Reskrim Polsek Cibatu bertindak cepat dan berhasil mengamankan MA. Saat ini, koordinasi tengah dilakukan dengan Polres Tebing Tinggi untuk proses hukum lebih lanjut.

“Pelaku telah ditangkap dan akan segera diserahkan ke penyidik di Sumatera Utara untuk menjalani proses hukum,” ujar Ipda Encang Suryana, Plh Kapolsek Cibatu.

Waspadai Penipuan Berkedok “Spiritual”

Kasus ini kembali menjadi peringatan keras bagi masyarakat, khususnya kalangan lansia. Agar tidak mudah tergiur dengan tawaran bantuan spiritual dari orang tak dikenal. Polri mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati terhadap segala bentuk penipuan yang memanfaatkan kepercayaan atau kondisi emosional korban.