Viral Penipuan Wisatawan di Keraton Yogyakarta, Pelaku Diminta Buat Pernyataan Annisa Pratiwi, November 21, 2025 Meta Description Wisatawan melaporkan dugaan penipuan berkedok pemandu wisata di area Keraton Yogyakarta. Pihak keraton meminta pelaku membuat pernyataan dan menggencarkan sosialisasi untuk menjaga citra pariwisata. Kata Kunci Frasa Utama penipuan wisatawan keraton yogyakarta Slug URL (YOAST SEO) penipuan-wisatawan-keraton-yogyakarta-pelaku-diminta-buat-pernyataan Keluhan Wisatawan Soal Penipuan di Keraton Yogyakarta Memicu Tindakan Keraton YOGYAKARTA, KOMPAS.com – Keluhan wisatawan soal dugaan penipuan saat berkunjung ke area Keraton Yogyakarta tersebar luas di media sosial. Menanggapi laporan tersebut, pihak keraton meminta pelaku membuat pernyataan sekaligus memperkuat sosialisasi kepada warga sekitar. Wisatawan Mengungkap Kronologi Dugaan Penipuan Seorang pengguna media sosial dengan akun @pakebatiktiaphari mengunggah pengalaman tidak menyenangkan ketika mengunjungi Keraton Yogyakarta pada Minggu, 31 Agustus. Ia menegaskan bahwa orang yang menipunya bukan petugas resmi keraton. Wisatawan tersebut mengaku ingin masuk ke kompleks keraton, tetapi seseorang memberi tahu bahwa keraton tutup karena renovasi dan baru akan dibuka kembali enam bulan kemudian. Untuk meyakinkan korban, orang itu lalu menawarkan kunjungan ke Museum Kereta. Ia juga menyebut bahwa pelaku mengenakan batik, berdiri di pintu samping, dan memakai tanda pengenal seolah-olah ia pemandu resmi. Untuk menambah keyakinan, pelaku mengajak wisatawan itu menyusuri gang kecil hingga tiba di sebuah galeri. Tempat itu diklaim sebagai galeri khusus Keraton, bahkan tempat Sultan memesan lukisan. Setelah sampai, pelaku menawarkan beberapa lukisan. Namun wisatawan menolak karena penjelasan yang ia terima terasa tidak masuk akal. Keraton Merespons dan Memperluas Sosialisasi Menanggapi viralnya keluhan tersebut, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Bendara menjelaskan bahwa pihak keraton langsung berkoordinasi dengan kemantren (kecamatan) untuk melakukan sosialisasi pariwisata. “Kami sudah berdiskusi dengan pihak kemantren dan akan menggencarkan sosialisasi pariwisata kepada masyarakat sekitar,” kata Bendara saat dihubungi Kompas.com, Rabu (19/11/2025). Ketika ditanya tentang sanksi untuk pelaku, Bendara menyampaikan bahwa urusan penindakan tidak berada dalam kewenangan Keraton Yogyakarta. Ia menekankan bahwa peran keraton hanya sebatas edukasi kepada warga agar mereka ikut menjaga citra pariwisata. Menurutnya, masyarakat yang hidup di sekitar kawasan wisata memegang peran besar dalam menjaga reputasi Keraton Yogyakarta dan kota secara keseluruhan. Pelaku Diminta Membuat Pernyataan Carik Kawedanan Radya Kartiyasa, Nyi Raden Wedana Noorsundari, mengungkapkan permintaan maaf atas pengalaman buruk yang dialami wisatawan tersebut. Ia menyesalkan tindakan pelaku karena hal itu merusak citra pariwisata Yogyakarta. “Kami meminta maaf karena ada pengunjung yang terkena scam yang memakai nama keraton. Kami sangat menyesalkan kejadian ini karena secara tidak langsung memengaruhi citra pariwisata, baik di Keraton maupun Yogyakarta,” ujarnya. Noorsundari memastikan bahwa pihaknya meminta pelaku membuat pernyataan agar kejadian serupa tidak terulang. Ia menegaskan bahwa keraton bersama perangkat wilayah terus berupaya memberi edukasi agar masyarakat sekitar memahami etika wisata dan tidak memanfaatkan wisatawan dengan cara yang merugikan. Keraton Berkomitmen Menjaga Citra Pariwisata Menurut Noorsundari, sosialisasi menjadi langkah utama keraton dalam menjaga citra pariwisata. Ia menekankan bahwa masyarakat sekitar harus ikut memastikan pengalaman wisatawan tetap positif, terlebih karena banyak warga menggantungkan penghasilan pada sektor pariwisata. Dengan semakin meluasnya laporan di media sosial, pihak keraton berharap upaya edukasi tersebut mampu mencegah munculnya kasus serupa sekaligus membangun kepercayaan wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta. Outdoors