Geger Skandal ‘Dewi Kekayaan’ China, 128.000 Orang Ketipu Rp 100 T Annisa Pratiwi, November 13, 2025November 13, 2025 Skandal Dewi Kekayaan China: 128.000 Orang Jadi Korban Penipuan Rp100 Triliun Zhimin Qian, Sosok di Balik Skema Ponzi Bitcoin Terbesar Jakarta – Dunia finansial kembali diguncang oleh kasus besar yang melibatkan Zhimin Qian (47), wanita asal China yang dijuluki “Dewi Kekayaan”. Ia menghadapi ancaman hukuman penjara panjang di Inggris setelah terbukti menjalankan skema Ponzi Bitcoin dengan kerugian mencapai Rp100 triliun. Menurut laporan AFP, pihak berwenang Inggris berhasil menyita 61.000 Bitcoin, setara US$6 miliar, menjadikannya salah satu kejahatan kripto terbesar dalam sejarah. Dalam skema tersebut, Qian menipu sekitar 128.000 korban antara tahun 2014 hingga 2017. Ia mengaku bersalah pada September lalu dan dijadwalkan menerima vonis pada 11 November 2025, dengan ancaman hukuman hingga 14 tahun penjara. Menjerat Korban Lewat Janji Keuntungan Besar Dalam operasinya, Qian menargetkan orang-orang yang minim pengetahuan finansial. Menurut pengacara Jackson Ng, yang mewakili sejumlah korban, Qian kerap menggelar acara publik sambil mengklaim memiliki dukungan pemerintah untuk menarik kepercayaan investor. “Banyak korban berasal dari kalangan biasa—petani, sopir, hingga ibu rumah tangga—yang tidak memahami risiko investasi,” ungkap Jackson Ng. Skema ini mulai runtuh pada 2017, ketika pembayaran imbal hasil berhenti total. Sejak saat itu, ratusan korban mulai melapor. Tercatat 1.300 laporan resmi telah diterima oleh otoritas Inggris. Proses Hukum dan Upaya Pemulihan Kerugian Saat ini, otoritas Inggris sedang menyusun mekanisme kompensasi bagi para korban. Menurut pengacara William Glover, kasus ini bisa menjadi perkara hukum terbesar di Inggris yang melibatkan individu, bukan korporasi. “Kerugian korban sangat besar dan berdampak langsung pada kehidupan, pernikahan, dan keluarga mereka,” kata Glover dalam pernyataannya. Sidang perdata di Pengadilan Tinggi London masih berlangsung untuk menentukan langkah hukum selanjutnya dan kemungkinan pengembalian aset. Kehidupan Mewah dan Pelarian Panjang di Eropa Setelah penyelidikan di China pada 2017, Qian melarikan diri ke Inggris menggunakan dokumen palsu. Ia berhasil menghindari kejaran aparat selama enam tahun, berpindah-pindah di berbagai negara Eropa. Selama pelariannya, Qian menjalani gaya hidup glamor. Ia menginap di hotel mewah, membeli perhiasan mahal, dan memiliki dua jam tangan senilai hampir Rp2,6 triliun. Bersama kaki tangannya, Jian Wen, ia bahkan menyewa rumah di London dengan biaya Rp373 juta per bulan, sambil berpura-pura mengelola bisnis perhiasan. Pada 2018, aparat Inggris mulai mencurigai aktivitas Qian setelah ia mencoba membeli properti dengan pembayaran Bitcoin. Investigasi lanjutan akhirnya menemukan laptop berisi ribuan Bitcoin yang menjadi bukti utama dalam kasus ini. Jaringan Global dan Pelaku Lain yang Terlibat Selain Qian, pihak berwenang juga menahan Seng Hok Ling (47), warga Malaysia yang berperan dalam pencucian uang hasil kejahatan tersebut. Ia ditangkap di kota York pada April 2024 setelah pengawasan intensif oleh polisi Inggris. Keduanya kini menghadapi vonis akhir yang akan menentukan nasib mereka di pengadilan Inggris. Kasus ini menjadi simbol nyata bagaimana teknologi kripto dapat disalahgunakan untuk menipu masyarakat secara masif di berbagai negara. Pelajaran Penting dari Kasus Dewi Kekayaan Skandal ini menjadi peringatan bagi investor di seluruh dunia agar lebih berhati-hati terhadap investasi kripto dengan iming-iming keuntungan cepat. Ketiadaan regulasi yang kuat dan minimnya literasi keuangan sering kali membuat masyarakat mudah tergiur oleh janji palsu. Otoritas di berbagai negara kini memperketat pengawasan terhadap transaksi digital dan platform investasi berbasis mata uang kripto. Meta Deskripsi Zhimin Qian, “Dewi Kekayaan” asal China, menipu 128.000 orang lewat skema Ponzi Bitcoin senilai Rp100 triliun. Polisi Inggris menyita 61.000 Bitcoin dari hasil kejahatannya. Kata Kunci Utama skandal dewi kekayaan china 2025 Slug URL skandal-dewi-kekayaan-china-penipuan-bitcoin-2025. Outdoors