Modus Penipuan Online Makin Bervariasi, TikTok Ajak Masyarakat #PikirDuaKali Biar Nggak Terjebak Informasi Palsu Annisa Pratiwi, December 3, 2025 TikTok Ajak Masyarakat #PikirDuaKali untuk Lawan Penipuan Online Penipuan Online Semakin Variatif dan Terorganisir Jakarta – Gelombang penipuan online internasional kini semakin besar dan terorganisir. Baru-baru ini, warga India menjadi korban sindikat penipuan kerja yang menjanjikan gaji tinggi, namun mereka berhasil dipulangkan ke negara asalnya. Sementara itu, aparat di Taiwan, Hongkong, dan Singapura menyita aset ratusan juta dollar milik pengusaha Kamboja, Chen Zhi, yang dituding memimpin sindikat penipuan online global. Dua kasus ini menunjukkan bahwa penipuan online kini sudah lintas negara. Risiko Penipuan Meningkat Bersamaan dengan Digitalisasi Kemudahan hidup melalui platform digital, mulai dari belanja, hiburan, hingga transaksi keuangan, meningkatkan risiko penipuan. Banyak masyarakat masih belum siap menghadapi ancaman ini. Melihat fenomena tersebut, TikTok menggaungkan kampanye #PikirDuaKali untuk mengedukasi masyarakat agar waspada terhadap penipuan online yang modusnya semakin canggih. TikTok Terapkan Berbagai Upaya Keamanan Edwin Lengkei, Senior Manager PR & Communications TikTok Indonesia, menegaskan bahwa keamanan pengguna menjadi prioritas utama. Ia menjelaskan bahwa TikTok menerapkan langkah-langkah keamanan berlapis: Panduan Komunitas TikTok menetapkan kebijakan komunitas yang ketat untuk menentukan konten yang diperbolehkan. Pelanggaran dapat berujung pada penghapusan konten atau pemblokiran akun. Sistem Moderasi Ganda TikTok menggabungkan moderasi berbasis mesin dan manusia untuk meninjau semua konten. Konten yang melanggar panduan komunitas akan dihapus dan pengguna yang melanggar bisa diblokir. Fitur Laporkan Pengguna dapat melaporkan konten yang mencurigakan melalui fitur ini, sehingga penyebaran konten penipuan bisa dihentikan lebih cepat. Masyarakat Diajak Berpikir Dua Kali Edwin menekankan bahwa platform tidak bisa bekerja sendiri. Pengguna juga harus melindungi diri sendiri dengan berpikir kritis sebelum berinteraksi dengan konten digital. Melalui kampanye #PikirDuaKali, TikTok mendorong masyarakat untuk mengevaluasi tawaran atau ajakan yang terlihat terlalu menggiurkan. Kampanye ini digelar secara online dan offline, termasuk program TikTok Goes to Campus yang menyambangi kampus-kampus di Jakarta untuk memberikan edukasi terkait modus penipuan online dan cara mencegahnya. Tujuannya membangun kebiasaan berpikir kritis agar masyarakat bebas dari jeratan penipuan. Kreator Kolaborasi Edukasi Masyarakat TikTok melibatkan kreator seperti Samuel Christ, yang rutin membahas isu investasi dan bisnis. Samuel membuat konten edukatif tentang penipuan online berdasarkan pengalaman nyata, termasuk kasus teman yang hampir tertipu invoice digital dari Rp49 ribu menjadi Rp49 juta. Samuel menekankan prinsip 3C sebagai langkah praktis untuk menghindari penipuan: Cek: Periksa semua informasi, website, dan nominal transaksi. Cegah: Batalkan transaksi jika ada hal janggal, meski terlihat kecil. Cegat: Laporkan ke platform atau pihak berwenang agar tidak ada korban lebih lanjut. Ia berharap semakin banyak kreator ikut mengedukasi masyarakat agar ekosistem digital lebih aman. Kesadaran Digital Dimulai dari Diri Sendiri Masyarakat diingatkan untuk selalu berpikir dua kali sebelum klik, transfer, atau menerima tawaran online yang mencurigakan. Dengan langkah sederhana Cek, Cegah, Cegat, setiap pengguna bisa ikut menciptakan ruang digital yang aman dan sehat. Kampanye #PikirDuaKali dari TikTok memberikan panduan praktis untuk menghindari penipuan online. Meta Deskripsi (YOAST SEO) TikTok kampanye #PikirDuaKali untuk edukasi masyarakat cegah penipuan online. Pelajari langkah praktis Cek, Cegah, Cegat agar aman di dunia digital. Kata Kunci Frasa Utama penipuan online, TikTok #PikirDuaKali, kampanye edukasi digital, modus penipuan internet, keamanan pengguna TikTok Slug URL (SEO Friendly) tik-tok-pikirduakali-cegah-penipuan-online Outdoors