Interpol Gencarkan Operasi “Contender 3.0”, Tangkap Ratusan Penipu Medsos di Afrika Annisa Pratiwi, September 29, 2025October 3, 2025 beritapenipuan.com – Interpol baru saja menyelesaikan sebuah operasi besar bernama Contender 3.0 yang berlangsung dari 28 Juli hingga 11 Agustus 2025. Operasi ini menyasar sindikat penipuan melalui media sosial di 14 negara Afrika. Hasilnya sangat mencengangkan: 260 tersangka berhasil ditangkap dan 1.235 perangkat elektronik disita sebagai barang bukti. Modus operandi utama yang dibasmi mencakup penipuan asmara (romance scam) dan pemerasan dengan materi intim (sextortion). Para pelaku menggunakan identitas palsu, profil curian, dan gambar tersembunyi untuk memanipulasi korban agar mentransfer uang. Dirinya juga menyebut bahwa operasi ini mengidentifikasi 1.463 korban, dan total kerugian finansial diperkirakan mencapai USD 2,8 juta. Hasil Per Negara & Penindakan Spesifik Beberapa negara melaporkan hasil operasi yang cukup serius: Ghana: 68 tersangka ditangkap, 835 perangkat disita, dan 108 korban dikenali. Kerugian mencapai USD 450.000, sebagian sudah berhasil dipulihkan. Senegal: 22 pelaku ditahan. Mereka menggunakan modus penyamaran sebagai selebritas lewat medsos, menipu sekitar 120 orang dengan kerugian senilai USD 34.000. Pantai Gading: 24 tersangka ditangkap dengan 29 perangkat disita, dan teridentifikasi 809 korban. Angola: 8 tersangka ditangkap terkait penggunaan dokumen palsu untuk menipu 28 orang, baik lokal maupun lintas negara. Interpol menyebut bahwa pihak berwenang juga membongkar 81 infrastruktur kejahatan siber di berbagai negara Afrika. Infrastruktur itu meliputi server, domain, dan jaringan digital yang mendukung operasi penipuan. Dalam proses penyidikan, penyidik melacak alamat IP, domain, profil media sosial, dan menyita drive USB, kartu SIM, serta dokumen palsu sebagai bukti tambahan. Kolaborasi Internasional & Tantangan Operasi Operasi ini tidak berjalan sendiri. Interpol menggandeng mitra sektor swasta seperti Group-IB dan Trend Micro untuk dukungan teknis dan berbagi intelijen ancaman siber. Pihak Interpol menegaskan bahwa jaringan kriminal dunia maya semakin kompleks karena kemajuan platform daring. Oleh karena itu, koordinasi lintas negara dan pertukaran data adalah kunci keberhasilan operasi. Cyril Gout, pejabat tinggi Interpol, menyatakan bahwa kejahatan digital jenis sextortion dan romance scam meningkat drastis. Ia menyebut bahwa eksploitasi korban di dunia maya berdampak tidak hanya keuangan, tetapi juga secara psikologis. Meski operasi ini menunjukkan keberhasilan, tantangan tetap besar. Pelaku sering berpindah negara atau menggunakan identitas digital baru. Infrastruktur gelap (dark web) dan teknik enkripsi makin sulit ditelusuri. Implikasi & Saran Bagi Publik Penangkapan ini memberi pesan tegas bahwa kejahatan siber lintas negara tidak luput dari hukum. Namun efeknya juga mengingatkan masyarakat agar lebih waspada terhadap modus penipuan daring. Beberapa langkah perlindungan yang dapat dilakukan: Hindari berkomunikasi intens dengan orang asing di media sosial tanpa verifikasi Jangan mengirim uang atau materi pribadi kepada orang tak dikenal Waspadai permintaan transfer atau foto intim sebagai syarat “kepercayaan” Laporkan aktivitas mencurigakan ke aparat hukum setempat Di era digital saat ini, penipuan lewat media sosial cenderung berkembang cepat. Untuk itu, sinergi antarnegara dan lembaga keamanan harus terus diperkuat agar para pelaku siber tidak berkeliaran dengan bebas. Operasi Contender 3.0 menunjukkan bahwa upaya global melawan kejahatan siber bisa berhasil bila ada kerja sama efektif dan pemanfaatan teknologi. Namun kewaspadaan publik tetap menjadi garis pertahanan utama terhadap ancaman penipuan digital. Outdoors Interpol operasi Contender 3.0kejahatan siber lintas negarakerja sama keamanan dunia mayamodus penipuan sextortionpenangkapan sindikat penipuan onlinepenipuan daring internasionalpenipuan media sosial Afrikapenipuan media sosial terbaruromance scam Afrikasextortion