OJK Jelaskan Kasus Serangan Siber dan Pembobolan Rekening Dana Nasabah (RDN)

beritapenipuan.com – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegaskan telah menyelidiki insiden serangan siber terhadap perusahaan efek, termasuk pembobolan RDN. Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Inarno Djajadi, menyampaikan bahwa keamanan aset nasabah menjadi prioritas utama.

Hasil Investigasi & Tanggung Jawab Sekuritas

Menurut OJK, insiden pembobolan RDN belum tergolong sebagai gangguan sistemik karena dampaknya masih terbatas. Namun potensi menjadi sistemik tetap ada. Seluruh kerugian akibat insiden tersebut telah ditanggung oleh lembaga jasa keuangan terkait, sehingga investor diyakini tidak dirugikan.

OJK sudah mengirim surat kepada perusahaan efek dan bank penyedia RDN untuk memperkuat sistem deteksi fraud dan manajemen risiko.

Upaya Teknologi & Regulasi Baru

Bersama Self-Regulatory Organization (SRO), OJK meminta penghentian koneksi host-to-host (API) antara sistem perusahaan efek dan sistem bank RDN, kecuali telah memenuhi standar keamanan tertentu. OJK juga akan melakukan asesmen menyeluruh terhadap keamanan sistem IT anggota bursa dan memperbarui pedoman teknis, termasuk keamanan sistem back office dan perdagangan daring.

Lebih lanjut, OJK membuka peluang untuk mengembangkan sertifikasi atau rating kepatuhan keamanan digital. Namun ide ini masih dikaji cermat agar tidak menimbulkan kepanikan publik atau interpretasi data yang keliru.

Penegasan & Imbauan OJK

Inarno menekankan bahwa keamanan digital tidak boleh dianggap hanya masalah teknis. Ia menegaskan bahwa direksi dan dewan komisaris perusahaan efek harus menjadikan keamanan siber sebagai bagian dari manajemen risiko menyeluruh.

OJK juga mengingatkan bahwa kolaborasi lintas lembaga, termasuk dengan Indonesia Anti Scam Center dan institusi keuangan lain, dibutuhkan agar langkah pengamanan bisa menyeluruh.

Kasus ini menjadi peringatan penting bahwa setiap entitas di pasar modal harus siap menghadapi risiko siber. Langkah regulasi dan perbaikan teknis OJK diharapkan memperkuat kepercayaan publik terhadap keamanan transaksi dan perlindungan investor.