Amazon Terima Denda Besar atas Praktik “Trap Subscription” Annisa Pratiwi, September 27, 2025October 13, 2025 Amazon telah menyepakati pembayaran senilai US$ 2,5 miliar untuk menyelesaikan gugatan dari Federal Trade Commission (FTC) atas tuduhan praktik menyesatkan pelanggan melalui layanan Prime. Nilai tersebut bila dikonversi berada di kisaran Rp 41 triliun-an, berdasarkan kurs estimasi pada saat ini. FTC menuding Amazon menggunakan metode pendaftaran yang “halus” — misalnya pop-up atau uji coba otomatis — yang mendorong konsumen agar ikut Prime. Namun saat konsumen mencoba berhenti langganan, mereka menemui hambatan yang membingungkan dan kurang transparan. Semua ini dianggap sebagai taktik agar banyak pengguna tetap terikat keanggotaan Prime. Struktur Pembayaran dan Kompensasi Menurut perjanjian penyelesaian, Amazon akan membagi jumlah yang disepakati menjadi dua bagian utama: Sebesar US$ 1 miliar diarahkan sebagai denda perdata terhadap pemerintah. Sisanya, yakni US$ 1,5 miliar, akan disalurkan sebagai pengembalian dana kepada konsumen—diperkirakan kepada sekitar 35 juta pelanggan yang menjadi korban praktik pendaftaran yang dianggap merugikan. FTC menyebut penyelesaian ini sebagai rekor dalam hal denda perdata. Di sisi restitusi konsumen, jumlahnya juga termasuk salah satu yang terbesar pernah dicapai. Gugatan sendiri bermula pada tahun 2023, di masa pemerintahan Presiden Joe Biden. Dalam prosesnya, FTC mengungkap bukti internal bahwa Amazon menyadari beberapa praktik yang dituding dapat dianggap menyesatkan konsumen. Pernyataan dari Pihak FTC dan Amazon Ketua FTC, Andrew Ferguson, menilai hasil ini sebagai “kemenangan bersejarah” bagi konsumen. Menurutnya, jutaan warga Amerika telah terbebani oleh langganan yang sulit dihentikan dan sistem yang dirancang agar mereka tetap berlangganan. Sementara itu, pihak Amazon menyatakan bahwa mereka tidak mengakui tuduhan tersebut. Dalam pernyataan resmi, seorang juru bicara menyebut perusahaan selalu berusaha mematuhi peraturan. Ia juga menegaskan bahwa melalui penyelesaian ini, Amazon akan memperkuat transparansi pendaftaran dan proses pembatalan agar lebih jelas dan sederhana bagi konsumen. Amazon menegaskan bahwa mereka telah melakukan perubahan sesuai tuntutan FTC, meskipun secara formal belum mengakui kesalahan sebagaimana yang dituduhkan. Implikasi Terhadap Model Bisnis dan Kepercayaan Konsumen Layanan Prime Amazon awalnya dirancang sebagai tambahan untuk pengiriman cepat. Namun lambat laun ia berkembang menjadi layanan multiproduk: streaming video, musik, pengiriman bahan makanan, promo eksklusif, dan keuntungan lain bagi anggota. Meski Amazon tak pernah secara resmi merilis data jumlah pelanggan Prime di AS, lembaga riset pihak ketiga memperkirakan pada Maret 2025 jumlahnya mencapai 197 juta pengguna. Dari layanan ini, pendapatan dari langganan diperkirakan mencapai US$ 44 miliar per tahun. Bagi Amazon, denda US$ 2,5 miliar mungkin tampak signifikan secara nominal. Tetapi dibandingkan skala pendapatan total dari Prime, angka itu setara kira-kira 5,6 persen dari pendapatan langganan tahunan. Dengan demikian, beberapa analis menyebut dampak finansialnya relatif kecil dibandingkan reputasi dan tantangan peraturan yang harus dihadapi ke depan. Kritikus menyebut bahwa denda tersebut, meskipun besar, masih terlalu ringan dibandingkan dengan potensi kerugian sistematis bagi konsumen. Mereka menyoroti bahwa kesepakatan semacam ini harus memicu peraturan lebih ketat terkait layanan berlangganan, terutama dalam hal transparansi dan kemudahan berhenti langganan. Outdoors Amazon kena sanksiAmazon langganan sulit dibatalkandenda Amazon PrimeFTC hukum Amazon Primegugatan Amazon FTCkasus FTC Amazonlangganan digital bermasalahlangganan Prime menyesatkanpengembalian dana pelanggan Amazonpenyelesaian hukum Amazon 2025