OJK Terima 1.792 Layanan Konsumen hingga September 2025, 333 Kasus Penipuan Terdeteksi Annisa Pratiwi, October 8, 2025October 20, 2025 beritapenipuan.com – Sepanjang periode Januari hingga 30 September 2025, OJK Malang mencatat 1.792 permintaan layanan konsumen. Angka ini meningkat sekitar 42,34 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya. Kepala Kantor OJK Malang, Farid Faletehan, menyebut sektor yang paling banyak dilaporkan adalah perbankan dan fintech lending. Dari total layanan, 710 laporan berasal dari perbankan—dengan keluhan paling umum terkait SLIK (Sistem Layanan Informasi Keuangan). Sementara itu, 333 laporan dilaporkan dari entitas fintech lending—didominasi kasus fraud eksternal, pembobolan rekening, skimming, dan cyber crime. Selain itu, 297 laporan berkaitan dengan lembaga pembiayaan. Topik utama dalam kelompok ini juga menyangkut SLIK dan informasi kredit. Farid juga menyampaikan bahwa OJK Malang menerima 241 layanan terkait aktivitas keuangan ilegal. Dari jumlah itu, 57,26 persen melibatkan masyarakat yang terjerat pinjaman online ilegal. Ia menegaskan bahwa modus penipuan semakin bervariasi dan merambah kanal digital. Tanggapan Nasional terhadap Keuangan Ilegal Di tingkat nasional, OJK telah menerima 16.685 pengaduan terhadap entitas keuangan ilegal sejak 1 Januari hingga 21 September 2025. Dari jumlah tersebut, 13.313 pengaduan menyoroti pinjol ilegal, sedangkan 3.372 laporan mengarah pada investasi ilegal. Sementara itu, Indonesia Anti Scam Centre (IASC) mencatat 264.781 laporan scam keuangan sejak diluncurkan November 2024 hingga 21 September 2025. Dari keseluruhan laporan, 158.895 diajukan lewat lembaga keuangan (bank atau penyedia sistem pembayaran) dan 105.796 langsung disampaikan oleh masyarakat. Jumlah rekening yang masuk laporan mencapai 424.808, dan dari itu 84.539 rekening sudah diblokir. Total kerugian yang dilaporkan mencapai Rp 5,6 triliun, sedangkan jumlah dana korban yang sudah diblokir sebesar Rp 353,5 miliar. Farid mengungkap bahwa OJK bersama Satgas PASTI sudah mengidentifikasi 22.993 nomor kontak yang dilaporkan oleh korban penipuan. Untuk mengantisipasi peredaran modus, mereka bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika agar nomor-nomor tersebut dianalisis dan diblokir bila terbukti digunakan untuk penipuan. Dinamika Tantangan dan Langkah Mitigasi Kenaikan tajam pengaduan menunjukkan bahwa teknologi dan modus kejahatan keuangan turut berkembang pesat. Kondisi ini menuntut lembaga pengawas untuk lebih gesit merespons. Untuk mempercepat penanganan, IASC mengoptimalkan sistem koordinasi antar lembaga serta memperkuat kapasitas operasional. Farid menekankan bahwa masyarakat harus lebih waspada dan aktif melaporkan apabila menemukan indikasi penipuan. “Jangan menunda, segera laporkan ke OJK atau IASC,” ujarnya. Selain edukasi publik, langkah preventif seperti pemblokiran nomor dan pemantauan media sosial juga terus diaplikasikan. Ke depan, efektivitas penanganan kasus dan keberhasilan memutus jaringan scam akan menjadi indikator utama keberhasilan pengawasan keuangan digital. Peningkatan kolaborasi antar lembaga dan partisipasi masyarakat menjadi kunci agar ruang gerak kejahatan finansial semakin tertutup. Finance Outdoors Indonesia Anti Scam Centrekejahatan siberlaporan layanan keuanganOJK Malangpengaduan fintech lendingpenipuan keuangan digitalpinjaman online ilegalscam keuanganSLIK
beritapenipuan.com – Sepanjang periode Januari hingga 30 September 2025, OJK Malang mencatat 1.792 permintaan layanan konsumen. Angka ini meningkat sekitar 42,34 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya. Kepala Kantor OJK Malang, Farid Faletehan, menyebut sektor yang paling banyak dilaporkan adalah perbankan dan fintech lending. Dari total layanan, 710 laporan berasal dari perbankan—dengan keluhan paling umum terkait SLIK (Sistem Layanan Informasi Keuangan). Sementara itu, 333 laporan dilaporkan dari entitas fintech lending—didominasi kasus fraud eksternal, pembobolan rekening, skimming, dan cyber crime. Selain itu, 297 laporan berkaitan dengan lembaga pembiayaan. Topik utama dalam kelompok ini juga menyangkut SLIK dan informasi kredit. Farid juga menyampaikan bahwa OJK Malang menerima 241 layanan terkait aktivitas keuangan ilegal. Dari jumlah itu, 57,26 persen melibatkan masyarakat yang terjerat pinjaman online ilegal. Ia menegaskan bahwa modus penipuan semakin bervariasi dan merambah kanal digital. Tanggapan Nasional terhadap Keuangan Ilegal Di tingkat nasional, OJK telah menerima 16.685 pengaduan terhadap entitas keuangan ilegal sejak 1 Januari hingga 21 September 2025. Dari jumlah tersebut, 13.313 pengaduan menyoroti pinjol ilegal, sedangkan 3.372 laporan mengarah pada investasi ilegal. Sementara itu, Indonesia Anti Scam Centre (IASC) mencatat 264.781 laporan scam keuangan sejak diluncurkan November 2024 hingga 21 September 2025. Dari keseluruhan laporan, 158.895 diajukan lewat lembaga keuangan (bank atau penyedia sistem pembayaran) dan 105.796 langsung disampaikan oleh masyarakat. Jumlah rekening yang masuk laporan mencapai 424.808, dan dari itu 84.539 rekening sudah diblokir. Total kerugian yang dilaporkan mencapai Rp 5,6 triliun, sedangkan jumlah dana korban yang sudah diblokir sebesar Rp 353,5 miliar. Farid mengungkap bahwa OJK bersama Satgas PASTI sudah mengidentifikasi 22.993 nomor kontak yang dilaporkan oleh korban penipuan. Untuk mengantisipasi peredaran modus, mereka bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika agar nomor-nomor tersebut dianalisis dan diblokir bila terbukti digunakan untuk penipuan. Dinamika Tantangan dan Langkah Mitigasi Kenaikan tajam pengaduan menunjukkan bahwa teknologi dan modus kejahatan keuangan turut berkembang pesat. Kondisi ini menuntut lembaga pengawas untuk lebih gesit merespons. Untuk mempercepat penanganan, IASC mengoptimalkan sistem koordinasi antar lembaga serta memperkuat kapasitas operasional. Farid menekankan bahwa masyarakat harus lebih waspada dan aktif melaporkan apabila menemukan indikasi penipuan. “Jangan menunda, segera laporkan ke OJK atau IASC,” ujarnya. Selain edukasi publik, langkah preventif seperti pemblokiran nomor dan pemantauan media sosial juga terus diaplikasikan. Ke depan, efektivitas penanganan kasus dan keberhasilan memutus jaringan scam akan menjadi indikator utama keberhasilan pengawasan keuangan digital. Peningkatan kolaborasi antar lembaga dan partisipasi masyarakat menjadi kunci agar ruang gerak kejahatan finansial semakin tertutup.